Suasana unjukrasa karyawan PKS PT. ISA. (Photo ist)
PenaRaja.com - Sekitar 150 orang karyawan pabrik kelapa sawit (PKS) PT. Intan Sejati Andalan (PT. ISA) Duri 13, Kecamatan Batin Solapan, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Sabtu (6/7/24) pagi, sekira pukul 8.00 WIB, berunjukrasa di areal pabrik. Mereka mendesak pihak pimpinan PKS ISA membatalkan mutasi tanpa sebab terhadap rekan mereka.
Pasalnya, pihak perusahaan memutasi mereka tanpa alasan yang jelas. Ironisnya, karyawan yang dimutasi tersebut merupakan warga lokal dari Suku Sakai.
Tokoh muda Suku Sakai, Andika Kenedi menyebarkan video melalui TikTok ketika dikonfirmasi mengatakan, ada 150 orang karyawan PKS PT. ISA yang berunjukrasa, karena banyak rekannya yang dimutasi.
Ia sangat menyayangkan kebijakan perusahaan memutasi karyawan dari warga tempatan. Andika menilai mutasi yang dilakukan terhadap karyawan dari warga tempatan (Suku Sakai) merupakan bentuk arogansi perusahaan.
Situasi yang dinilainya tidak kondusif ini diduga dilakukan oleh pimpinan PKS PT. ISA yang baru. Selain itu, Andika menilai dalam perekrutan karyawan baru juga sangat kental nepotisme.
Untuk itu, Andika dan warga Suku Sakai lainnya menolak dilakukannya mutasi. Jika masih diberlakukan, ia mendesak agar PT. ISA merelokasi PKS tersebut dari Batin Sobanga, Kecamatan Batin Solapan.
"Kehadiran pimpinan PKS ISA yang baru membuat kegaduhan. Pindahkan saja pabrik PKS ISA dari kampung kami ( wilayah adat bathin sobanga yang merupakan kawasan ulayat leluhur kami (Suku Sakai)," tegas Andika.
Sementara itu, Elinus humas PKS PT. ISA ketika dikonfirmasi membantah aksi karyawan tersebut sebagai unjukrasa. Menurutnya, aksi tersebut dipicu oleh seorang karyawan yang dimutasi ke perusahaan grub PT. ISA dilarang masuk pabrik oleh security.
"Terhitung hari ini mutasinya berlaku, yang bersangkutan sudah harus hari bekerja ditempat yang baru," kata Elinus, saat dihubungi Sabtu pagi.
"Karena rekannya dilarang masuk, karyawan lain yang lagi bekerja keluar. Jadi bukan unjukrasa," kata Elinus melalui telepon seluler.
Masih menurut Elinus, aksi tersebut kemudian ditanggapi dengan mendatangi tempat karyawan berkumpul. Kemudian HRD dan Elinus mengajak karyawan bersangkutan berdialog untuk mencari jalan keluar, namun, yang bersangkutan tidak muncul di ruang pertemuan perusahaan.
"Kita datangi, kemudian kita ajak berdialog untuk mencari jalan keluar. Namun, yang bersangkutan tak mau. Katanya, menunggu pengacaranya dari Jakarta. Ya, kita tunggu aja," kata Elinus, mengaku belum tahu nama dan bagian karyawan yang dimutasi tersebut. (Rudi)
0Komentar