BSd9TUM5TpA9GUzpGUOoTUM0Gd==
Light Dark
Kepsek SDN 4 Talang Muandau Tiba-tiba Sakit Saat Dikonfirmasi Wartawan

Kepsek SDN 4 Talang Muandau Tiba-tiba Sakit Saat Dikonfirmasi Wartawan

Kepsek SDN 4 Talang Muandau Tiba-tiba Sakit Saat Dikonfirmasi Wartawan
Daftar Isi
×
Poto: Kepala SDN 4 Talang Muandau, Dumora Agustini yang tiba-tiba mengaku sakit saat dikonfirmasi wartawan 

PenaRaja.com - Kepala Sekolah Dasar Negeri 4 Talang Muandau Dumora Agustini, S.Pd., M.Pd tiba-tiba mengaku sakit dan menunjukkan sejumlah obat-obatan saat dikunjungi dan dikonfirmasi dua orang awak media, Sabtu (26/8/2023), sekira pukul 11.10 WIB menjelang siang.


Padahal sebelumnya, sejumlah warga Simpang Jambu bersama orang tua murid SDN 4 Talang Muandau memperhatikan aktivitas Dumora saat mendokumentasikan kegiatan Ekstrakurikuler bela diri Karate di jam belajar pagi hari.


Dengan terus terang, Dumora mengatakan dirinya menjadi sakit dan tensi dan gulanya lagi naik setelah berita tentang dirinya dan sekolahnya naik di media penaraja.com. Jadi, Dumora menolak kedua awak media untuk konfirmasi dan kedua awak media pun tidak dipersilahkan duduk.

Saat mendokumentasikan kegiatan Ekskul bela diri Karate pada jam belajar pagi hari, Dumora mengaku tidak sakit. Dirinya jadi sakit saat berhadapan dengan wartawan.

"Iya, saya jadi sakit kalau berhadapan dengan bapak-bapak", kata Dumora sembari minta maaf karena tidak bersedia dikonfirmasi.

Mirisnya, seorang Pejabat Kepala SDN 4 Talang Muandau ini menduga kedatangan awak media ini untuk membully dirinya dan mengatakan, "Kalau mau kalian bully saya silahkan, tapi nanti ada yang mengapakan kalian", kata Dumora.

Mendengar itu, kedua awak media ini heran dan menduga pejabat Kepsek SDN 4 Talang Muandau ini sedang melakukan pengancaman secara lisan dan menduga mempunyai rencana yang tersirat atau belum diketahui pasti.

Walau dijelaskan oleh awak media, bahwa sejumlah hal yang akan dikonfirmasi awak media adalah untuk kebutuhan publik, sesuai Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Nomor 14 Tahun 2008, namun dirinya tetap menolak untuk dikonfirmasi tentang hal yang menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat khususnya di kalangan orang tua murid.

"Walau untuk kebutuhan publik, saya dalam keadaan tidak senang, tidak nyaman, saya sedang sakit, dalam pergumulan, saya lagi menenangkan diri, tolong Pak saya jangan dikejar-kejar terus", kata Dumora 

"Tolong Pak, saya minta maaf Pak", kata Dumora terus menerus kepada kedua awak media.

Sementara, ada beberapa hal yang dikutip awak media yang menjadi keluhan warga bersama orang tua murid yang hendak dikonfirmasi kepada Dumora Agustini selaku Kepala SDN 4 Talang Muandau.

"Tolong konfirmasi tentang Ketua Komite Sekolah yang sudah terlalu lama menjabat, hampir tidak tergantikan. Anak Ketua Komite Sekolah pun tidak ada lagi yang sekolah di SD ini. Lagi pula, apakah  Komite Sekolah ini sudah sesuai peraturan Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah", ujar salah warga Tasik Serai 

Tentang informasi Ketua Komite Sekolah yang sudah terlalu lama menjabat ini, Korwilcam Pinggir beberapa hari yang lalu mengatakan, "Ooh...disitulah akar persoalannya", kata Herman, Kamis sore (24/8/2023).

Yang kedua, Lembar Kerja Siswa (LKS) atau modul pembelajaran yang selama ini dengan modus dititip salah satu warung keluarga Ketua Komite Sekolah. 

"Kemana dana BOS? Mengapa tidak digunakan untuk membeli buku pelajaran? Ada SD di desa kita ini sudah tidak menggunakan LKS atau buku modul pembelajaran, mengapa bisa? Ada apa dengan SDN 4 Talang Muandau", cecar warga.

Sebagian orang tua murid pun terpaksa pinjam uang sana-sini demi untuk membeli buku LKS atau modul pembelajaran, "Kalau gak kita beli, ketinggalan mata pelajaranlah anak kita", kata orang tua murid yang takut anaknya ditekan di sekolah jika berbicara dengan menyebutkan nama.

Yang ketiga, orang tua murid juga kurang terima, bila anak kelas 1 diwajibkan belajar bela diri, "Apa sudah bisa fisik anak kelas 1 SD belajar beladiri?, Jangan dipaksa harus ikut", kata orang tua murid dengan nada kesal.

"Apalagi belajarnya di jam belajar. Apa Ekskul boleh dilaksanakan di jam belajar, apa tidak setelah pulang sekolah, namanya juga Ekstra?", kata warga semakin bingung.

Kesal warga pun bertambah, kala murid diwajibkan membayar Rp.10.000,- untuk belajar bela diri. 

Dikonfirmasi salah satu murid kelas 4 yang sedang menggunakan baju bela diri, dirinya mengatakan membeli baju bela diri tersebut seharga Rp 200.000,-.

Poto: keadaan kloset SDN 4 Talang Muandau banyak kotoran yang merupakan virus penimbul penyakit bagi anak didik 

Warga juga mengkesalkan, keadaan toilet di sekolah yang kotor dan penuh virus, hal bisa menimbulkan penyakit bagi anak didik.

Poto: keadaan kamar mandi (toilet) yang penuh lumut

Oleh karena itu, selain kutipan Rp.10.000,- untuk beli Laptop, para orang tua murid bersama warga Tasik Serai dan Tasik Serai Barat dan juga bersama aktivis peduli pendidikan berharap agar Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkalis segera turun untuk menyelesaikan sejumlah persoalan yang mencuat di SDN 4 Talang Muandau ini.

"Kami minta Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkalis untuk turun ke SDN 4 Talang Muandau ini", pinta warga. (Eston)


0Komentar

Special Ads