PenaRaja.com - Ratusan ikan Nila mati di waduk penampungan air milik Pabrik Kelapa Sawit Perusahaan Terbatas Permata Citra Rangau (PKS PT.PCR) yang diketahui pada Jum'at kemarin (24/03/2023) kini menjadi perhatian, bahkan sudah menjadi santapan publik khususnya warga Kabupaten Bengkalis.
Matinya ikan yang sengaja dipelihara pihak manajemen PKS tersebut mengundang sejumlah pertanyaan, ada yang menduga terjadi kebocoran pada pipa saluran air limbah atau Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL).
Menanggapi hal itu, Cio Nenggolan didampingi Manager Pengolahan Ali dan Hendri mengatakan, matinya ikan di waduk 1 yang berada tidak jauh dari pintu keluar-masuk Pabrik tersebut merupakan kerugian bagi pihaknya.
"Matinya ikan di waduk itu merupakan kerugian bagi kami. Kami yang menanam bibit ikan Nila disitu, masyarakat yang memancing ikan saban hari, gak apa-apa", kata Cio di ruangan rapat Kantor Pabrik Jalan Gajah Mada, Sebanga - Duri, Km.3, Kelurahan Talang Mandi, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis pada Senin siang (27/03/2023) sekira pukul 13:15 WIB.
Cio menjelaskan, waktu kejadian pada hari Jum'at kemarin, Cio sempat melihat orang sedang mencari ikan di parit masyarakat. Dia mengira hal itu biasa terjadi, mengingat musim kemarau menyebabkan air dalam parit jadi dangkal.
"Sempat aku lihat ada orang cari ikan di parit masyarakat, aku pikir orang itu sedang nguras. Ini kan musim kemarau, air jadi dangkal, aku pikir orang itu memang cari ikan, itu biasa", kata Cio
Namun dirinya tidak terlalu memikirkan masyarakat yang berada di parit lahan masyarakat tersebut, dirinya lebih mengutamakan pekerjaannya untuk mencari bahan untuk diolah di pabrik. "Aku fokus kerja cari berondolan ke luar kota. Lagipula waktu itu aku belum mendengar ada ikan mati", kata Cio
Mengingat pemberitaan di sejumlah media sudah naik terkait matinya ratusan ikan Nila di waduk, Senin (27/03/2023) Cio bersama rekannya sengaja menunggu di Kantor. "Bukan cuma media penaraja.com yang kami tunggu, namun jam 2 siang ini rekan media yang lain juga kami tunggu, untuk memberikan keterangan atau klarifikasi terkait matinya ikan Nila di waduk itu", ujar Cio kepada penaraja.com Senin siang sekira pukul 13:20 WIB.
Namun hingga jam 2 lebih, yang ditunggu Cio pun belum muncul juga. Untuk sementara ini, Cio bersama pihak manajemen menduga, ada oknum yang sengaja meracuni ikan tersebut yang datangnya dari air parit masyarakat.
"Ini ada video, bahwa di parit lahan masyarakat ada juga ikan mati", kata Cio masih didampingi Ali sembari menunjukkan video tersebut.
Di tempat yang sama, Manager Ali mengatakan, pihaknya sudah menutup sementara aliran air dari parit masyarakat yang menuju waduk tersebut untuk mempelajari penyebab matinya ikan-ikan Nila tersebut.
"Walau ada komplain dari masyarakat, namun saluran air dari parit masyarakat menuju waduk itu sementara kami tutup dulu, karena kami menduga ada oknum yang sengaja mentuba air di parit masyarakat itu yang airnya mengalir ke waduk. Dugaan kami, matinya ikan di parit masyarakat dan di waduk tersebut karena dituba (diracun)", ujar Manager Ali.
Terkait kabar dilaporkannya ada ikan mati di waduk PCR ke pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Bengkalis, Cio senang mendengarnya. Bahkan pihaknya juga akan melakukan penyelidikan dan sudah melaporkan kejadian ini secara lisan kepada pihak Kepolisian karena Cio bersama rekannya yakin bahwa dalam hal ini, pihaknyalah yang dirugikan.
Kemudian, pihak perusahaan bersama awak media turun ke lapangan melakukan penelusuran terhadap jalannya air limbah, jalannya sirkulasi air dari waduk menuju WTP dan kembali ke waduk, serta jalannya air dari parit masyarakat ke waduk yang sama-sama ditemukan ikan mati.
Saat penelusuran, tampak saluran masuknya air dari parit masyarakat menuju ke waduk PCR sudah ditutup seperti yang diucapkan Manager Ali. Dan tercium bau bangkai ikan di parit masyarakat serta terlihat masih ada ikan mati dan mengambang di parit itu. Sementara dalam waduk, tampak ikan masih terlihat melompat-lompat dan hidup.
Karena musim kemarau, tidak nampak jelas mengalir air dari parit masyarakat tersebut menuju ke waduk. "Ini karena musim kemarau, makanya gak nampak air mengalir dari parit masyarakat menuju ke waduk itu", kata Fadli
Fadli juga menjelaskan, posisi parit masyarakat lebih tinggi dari waduk. Terbukti dari air waduk tidak mengalir ke 2 saluran air ke parit masyarakat. "Kalau posisi waduk ini lebih tinggi, pasti air dari waduk ini sudah mengalir ke parit masyarakat ini", kata Fadli ditemani Edi sambil menunjuk parit masyarakat tersebut.
Kembali, di ruangan rapat PKS PCR, Cio menduga kejadian ini seperti dibuat sensasi. "Kami duga ini sensasi, namun kami gak bisa jelaskan secara rinci", terang Cio
Sementara, Wakil Ketua PWI Bengkalis Bakhtaruddin mengatakan, untuk membuktikan apa yang terjadi sehingga ikan-ikan di waduk PKS PT.PCR tersebut mati, air dalam waduk tersebut harus diuji di laboratorium oleh instansi Dinas Lingkungan Hidup.
"Untuk mengetahui apa penyebab ikan-ikan tersebut mati, air dari waduk PKS PCR itu harus diambil dan diuji di Laboratorium oleh instansi DLHK Bengkalis", kata Wakil Ketua PWI Bengkalis yang akrab dengan sapaan Rudi melalui telepon seluler pada Senin malam kepada media ini.
Rudi juga mengatakan, dengan adanya peristiwa ini, pajak air tanah yang digunakan PKS PCR dalam pengolahan Kelapa Sawit hendaknya dipertanyakan, apakah pihak PKS sudah membayar pajaknya atau belum.
"Apakah pajak air tanah yang digunakan PKS PCR sudah dibayar atau belum? Kalau dibayar, kemana mereka bayar, ke Bapenda Provinsi Riau atau Bengkalis?", cecar Rudi masih dalam tanggapannya melalui ponselnya.
Mewakili warga, Selasa malam (28/03/2023), Ketua RT.02, Ketua RT.05 dan Ketua RW.06 yang merupakan wilayah yang berada di sekeliling PKS PT.PCR memberikan pendapatnya terkait matinya ikan di waduk.
Kepada awak media, 3 orang yang dituakan di daerah itu membernarkan, air parit masyarakat memang mengalir ke waduk dimana matinya ikan-ikan itu. Namun Ketua RW sempat mengatakan, ikan memiliki sifat menyelamatkan diri bila dirinya terancam.
"Ikan yang mati di parit lahan masyarakat tersebut, kuduga awalnya dari waduk. Karena di waduk ikan gak tahan karena diduga ada racun makanya ikan naik ke parit lahan masyarakat", kata Ketua RW.06 didampingi kedua Ketua RT pada Selasa malam.
Di tempat yang sama, Ketua RT.02 mengatakan, awalnya dia heran saat didatangi warga yang menjual ikan Nila dengan harga Rp.20.000,- perkilo. Karena murahnya, saat itu Ketua RT.02 ini sempat bertanya, "Darimana kau dapat ikan?". Si penjual pun menjawab, "Masang bubuh Wak".
Tak lama kemudian, ada warganya yang memberitahukan bahwa ada banyak ikan mati di waduk PKS PCR. "Setelah mendapat kabar itulah baru saya tahu banyak ikan mati di waduk", katanya
awalnya dia mengetahui adanya ikan mati di waduk itu setelah mendengar informasi dari warganya.
Ketua RT menjelaskan, bahwa matinya ikan memang bukan saja di waduk PKS, namun di parit lahan masyarakat yang berjarak kurang lebih 50 meter dari waduk PKS tersebut.
Hal ini selaras dengan dugaan Cio, kejadian ini merupakan sensasi yang diduga dilakukan oknum yang tak bertanggungjawab yang tak dapat dijelaskan di dalam pemberitaan ini. "Kami masih terus menyelidiki ini, sudah ada gambaran siapa yang membuat sensasi ini, namun belum bisa kami jelaskan sekarang", kata Cio yakin yang didampingi Manager Ali dan Hendri.
Sebagai pengelola pabrik, Manager Ali mengatakan, terkait matinya ikan-ikan di waduk, dirinya sudah meminta pihak Manajemen Perusahaan (PKS PCR) untuk mengundang pihak DLHK Bengkalis, agar jelas diketahui apa penyebab kematian ikan-ikan tersebut.
Untuk sementara ini, Cio meminta kepada awak media agar tidak mempublikasikan berita ini, mengingat pihaknya masih melakukan penyelidikan. "Kami minta, tahan dulu berita ini. Tolong, agar kami bisa mengetahui siapa yang membuat sensasi ini", kata Cio
Namun demi kepentingan umum atau kebutuhan masyarakat terkait informasi matinya ratusan ikan Nila di waduk PKS PT. PCR tersebut dan sesuai dengan Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers, maka pemberitaan ini tetap dipublikasikan.
Sesuai dengan harapan Cio dan Manager Ali, Tim DLHK Bengkalis turun ke waduk PKS PT. PCR pada Rabu (29/03/2023) untuk mengambil sampel air dari waduk perusahaan tersebut, supaya memastikan apa penyebab kematian ikan-ikan di waduk tersebut.
Hal ini juga sesuai laporan LSM Komunitas Peduli Hukum dan Penyelamatan Lingkungan (KPH-PL) atas dugaan pencemaran lingkungan yang diduga dari limbah PKS PT. Permata Citra Rangau (PCR) Duri.
Bahkan berita turunnya Tim DLHK Bengkalis ke waduk perusahaan tersebut sudah beredar dan naik di sejumlah media yang di share ke group "Mitra media online PCR".
Saat dikonfirmasi terkait turunnya Tim DLHK Bengkalis ke waduk PKS PT.PCR, pada Jum'at (31/03/2023) melalui panggilan WhatsApp, Cio mengatakan tidak mengetahuinya, karena dirinya bersama Manager Ali pada tanggal 29 Maret 2023 sedang tidak ada di perusahaan. Bahkan, Cio mengatakan, informasi ini baru diketahuinya dari awak media penaraja.com.
Sementara itu, Ketua LSM Komunitas Peduli Hukum dan Penyelamatan Lingkungan (KPH-PL) membenarkan berita turunnya Tim DLHK Bengkalis ke waduk PKS PT.PCR.
"Benar, Tim DLHK turun hari Rabu (29/03/2023) untuk mengambil sampel air dari Waduk PKS PT.PCR. Hari ini mereka ke Pekanbaru untuk mengambil hasil Laboratorium. Besok (Sabtu, 1 April 2023) dirilis hasilnya", ujar Amir Muthalib yang menjelaskan dirinya diberi informasi oleh DLHK Bengkalis terkait turunnya Timnya ke lapangan. (Eston)
0Komentar